Ujian Akhir Nasional, Melahirkan Kejujuran atau Kecurangan?


Di Indonesia, syarat untuk mendapatkan kelulusan, baik di SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA adalah mengikuti Ujian Akhir Nasional atau sering juga disebut dengan UAN. Ujian Akhir Nasional ini merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk menentukan nasib kelulusan siswa. Namun sejak tahun 2011, Kementerian Pendidikan di Indonesia menetapkan kebijakan baru yaitu penentu kelulusan adalah 60% dari nilai Ujian Akhir Sekolah dan 40% dari Ujian Akhir Nasional. Akan tetapi, walaupun Ujian Nasional hanya 40% penentu kelulusan, tetap saja banyak yang melakukan kecurangan dalam mengerjakan soal-soal UAN yang diberikan. Bahkan, tidak sedikit dalam kecurangan tersebut ada campur tangan orangtua, guru, pengawas, dan oknun-oknum lain yang tidak bertanggung jawab. 

Berbagai cara dilakukan oleh para siswa agar bisa lulus UAN. Bagi siswa yang bersungguh-sungguh dan jujur tentu saja menempuh cara-cara yang jujur pula. Seperti belajar dengan giat, mengikuti bimbingan belajar, dan yang terpenting adalah berdoa. Namun, bagi siswa yang tidak sadar akan kejujuran, cara yang mereka tempuh contohnya seperti menyontek pekerjaan teman pada saat mengerjakan UAN, dan bahkan menyiapkan kunci jawaban sejak jauh-jauh hari. Fenomena ini telah terjadi sejak bertahun-tahun yang lalu setiap UAN dilaksanakan. Jenis-jenis kecurangan dalam UAN ada berbagai macam, dan yang paling laku adalah dengan mengandalkan jawaban yang diterima melalui SMS. Padahal, dalam peraturan UAN, siswa tidak diperkenankan untuk membawa handphone ataupun alat komunikasi yang lain. Tapi, tidak sedikit siswa yang melanggar peraturan tersebut. Bahkan, rata-rata pengawas Ujian Akhir Nasional mengetahui tentang pelanggaran peserta UAN. Tetapi, para pengawas tersebut tetap tinggal diam dan membiarkan peserta UAN beraksi dengan handphone mereka masing-masing. Keaslian jawaban SMS itu tentu saja harus diragukan, karena jawaban yang dikirim melalui SMS itu belum tentu benar 100%. Selain itu yang perlu diingat yaitu pengirim jawaban SMS ini belum tentu mengetahui dengan pasti soal-soal yang diberikan dalam UAN. Meskipun, tidak sedikit guru, pengawas, bahkan kepala sekolah yang menjadi pengirim sms jawaban ini. Walau begitu, tetap saja kita harus waspada dengan SMS jawaban seperti ini karena bisa saja jawaban tersebut salah sehingga menyebabkan ketidaklulusan. Campur tangan pihak sekolah dalam terjadi nya kecurangan di dalam UAN, tentu saja bertujuan untuk menjaga nama baik sekolah. Sekolah yang dapat meluluskan 100% siswanya dianggap sebagai sekolah yang berhasil. Meskipun dalam keberhasilan itu terdapat berbagai macam kecurangan. Selain itu, hal ini juga bertujuan agar pada saat pendaftaran siswa baru, banyak yang berminat di sekolah tersebut sehingga menjadikannya sebagai sekolah favorit.

Dalam menghadapi Ujian Akhir Nasional tentu saja dibutuhkan persiapan yang benar-benar matang agar saat ujian nanti, akan terasa mudah. Beberapa bulan sebelum UAN dilaksanakan, banyak sekolah yang mengadakan les persiapan UAN. Tujuan utamanya yaitu untuk membahas materi-materi yang diprediksikan masuk dalam soal UAN. Para siswa dipacu untuk dapat memahami materi-materi tersebut. Biasanya sebelum les ini diadakan, para siswa terlebih dahulu akan mengikuti Ujian Try Out atau ujian simulasi/percobaan UAN. Materi yang dianggap kurang dipahami oleh sebagian besar siswa akan lebih diperdalam saat les nanti. Setelah materi-materi tersebut sudah dianggap dipahami oleh para siswa, maka akan diadakan kembali Ujian Try Out. Bisanya, Ujian Try Out tersebut dilaksanakan sebanyak 3-4 kali agar siswa dapat lebih memahami/menguasai materi yang telah diajarkan. Bukan hanya sekolah-sekolah yang mengadakan les. Sebelum UAN dilaksanakan, banyak tempat bimbingan belajar yang membuka pendaftaran. Tujuan mereka hampir sama dengan tujuan diadakannya les di sekolah. Namun di beberapa tempat bimbingan belajar, kadang-kadang terdapat tenaga pengajar yang masih merupakan mahasiswa/mahasiswi. Tapi, beberapa diantaranya juga terdapat tenaga pengajar yang sudah sangat ahli.
Walaupun telah dilaksanakan selama bertahun-tahun, Ujian Akhir Nasional masih selalu menuai pro dan kontra dari berbagai kalangan masyarakat. Di kalangan masyarakat yang pro terhadap UAN, mempunyai pandangan bahwa UAN bisa menjadi ajang untuk mengevaluasi dan melihat sejauh mana seorang siswa memahami pelajaran yang telah diajarkan di sekolah. Di sisi lain, bagi kalangan masyarakat yang kontra terhadap UAN beranggapan bahwa di dalam pelaksanaan UAN terdapat berbagai macam kecurangan. Sehingga nilai-nilai yang dijadikan landasan kelulusan banyak yang bukan merupakan nilai murni dari siswa. Banyak kejadian-kejadian yang menguatkan opini masyarakat ini salah satunya yaitu, siswa yang sehari-harinya mendapat nilai yang rendah di sekolahnya pada saat pengumuman hasil UAN, ia menjadi siswa dengan nilai UAN tertiggi. Bahkan seringnya kita mendengar kabar bahwa siswa yang merupakan juara kelas atau siswa yang berprestasi di sekolah saat pengumuman hasil UAN, ia tidak lulus. Hal itu tentu saja sangat memperihatinkan.
Dari berbagai opini masyarakat dan fakta-fakta yang bisa kita lihat dalam pelaksanaan Ujian Akhir Nasional, tentu saja kita bisa mengambil kesimpulan, yaitu Ujian Akhir Nasional masih bisa dilaksanakan. Akan tetapi harus dengan pengawasan yang lebih ketat agar menghindari adanya kecuranga-kecurangan yang bisa saja terjadi saat pelaksaan ujian. Perlu diingat lagi bahwa tujuan utama dilaksanakannya UAN yaitu untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan dan menjadi tolah ukur apakah siswa tersebut sudah bisa layak untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sebagai bangsa yang sedang berkembang kita tentu saja harus menjaga kualitas para penerus bangsa. Jika sejak dari bangku sekolah mereka diajarkan untuk melakukan sesuatu dengan dilandasi kejujuran maka suatu saat ketika mereka menjadi pemimpin bangsa ini, mereka menjadi pemimpin yang amanah dan dapat memajukan bangsa. Sebaliknya, jika sejak bangku sekolah mereka telah berani berbuat sesuatu yang tidak jujur, kelak jika mereka menjadi pemimpin bangsa, mereka akan menjadi pemimpin yang menyengsarakan rakyat. 

SHARE THIS

Author:

Previous Post
Next Post