Ujian Gagal Nasional "The End"


Selasa 23 April 2013 adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh pelajar SMA di bagian Indonesia Tengah. Jelas saja, hari itu adalah hari terakhir penyelenggaraan UN SMA dan sederajat. Sebenarnya jika jadwalnya sesuai jadwal awal yang ditentukan oleh pemerintah, UN tingkat SMA dan sederajat sudah berakhir sejak hari Kamis 18 April 2013. Tapi, karena adanya penundaan di 11 provinsi yaitu Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur, UN yang harusnya dilaksanakan serentak di seluruh wilayah Indonesia menjadi tidak serentak lagi. Seharusnya namanya diubah menjadi “Ujian Nasional Sepotong”, atau “Ujian Semi Nasional”, atau “Ujian Bukan Nasional”.

Sumber: Google Images

Di 11 provinsi yang mengalami penundaan UN, jadwal diubah menjadi:
Hari pertama, Kamis 18 April 2013 (Kimia, Biologi); hari kedua, Jumat 19 April 2013 (Matematika); hari ketiga, Senin 22 April 2013 (Bahasa Indonesia); dan hari terakhir, Selasa 23 April 2013 (Fisika, Bahasa Inggris).  Saya pikir, dengan adanya penundaan selama 3 hari maka pada H nya tidak ada lagi masalah, tapi ternyata pada hari pertama terjadi penundaan di daerah Kabupaten Wajo, atau mungkin se-Sulawesi Selatan untuk mata pelajaran kedua yaitu Biologi. Seharusnya, UN biologi dimulai pukul 10.30 sampai pukul 12.30 nyatanya dilaksanakan sekitar pukul 14.00 sampai pukul 16.00. Penundaan itu karena ada beberapa sekolah yang belum menerima soal sampai saat itu. What do you think about that? -_- bayangkan bagaimana rasanya UN di siang bolong !!! Entah siapa yang kurang becus..pemerintah atau percetakan. Tapi mungkin yang paling bertanggung jawab untuk masalah ini adalah PEMERINTAH.
Penundaan UN di 11 provinsi, bukan berarti cuma 11 provinsi itu yang dapat kendala. Tapi, untuk beberapa daerah yang UN nya tepat waktu dapat masalah juga loh. LJUN atau Lembar Jawaban Ujian Nasional tahun ini kualitas tidak sebaik tahun kemarin. LJUN tahun ini menurut sebagian siswa di daerah Indonesia Barat sangat tipis, dan jika dihapus hasil print out nya juga ikut terhapus. Nah, bagaimana kalau banyak siswa yang tidak lulus cuma karena scanning LJUN nya error. siapa lagi tuh mau tanggung jawab??
Kalau dibandingkan dengan tahun lalu, memang perbedaan UN banyak sekali. Perbedaan yang paling jelas yaitu adanya penambahan paket yang drastis dan jenis paket soal tidak lagi dituliskan dengan angka, tetapi menggunakan barcode. Katanya penambahan paket soal biar dalam satu ruangan tidak ada lagi yang kerja sama dan bisa siswa bisa bekerja dengan jujur. Tapi bisa jamin gak, dalam satu ruangan semua siswanya bisa bekerja dengan jujur? Dalam satu ruangan banyak juga kok siswa yang soalnya sama.
Kalau mau UN nya jujur, seharusnya pemerintah dulu yang belajar jadi Jujur.

SHARE THIS

Author:

Previous Post
Next Post